Mengenal Perpustakaan (Definisi, Tugas, Fungsi, Dan Perkembangannya Di Indonesia ) - Mas Operator
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Perpustakaan (Definisi, Tugas, Fungsi, Dan Perkembangannya Di Indonesia )

 Perpustakaan adalah kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Namun, pemahaman tentang perpustakaan bagian sebagian masyarakat, nampaknya masih konvensional. Perpustakaan masih dianggap sebagai tempat menyimpan buku, atau gudang buku. Padahal dengan semakin berkembangnya ilmu, fungsi dan tugas perpustakaan juga ikut berkembang.

Mengenal Perpustakaan (Definisi, Tugas, Fungsi, Dan Perkembangannya Di Indonesia )

Definisi Perpustakaan

Perpustakaan berasal dari kaya "pustaka", yang berarti kitab atau buku. Setelah ditambah awalan "per" dan akhiran "an" menjadi perpustakaan yang artinya kumpulan buku-buku yang kini dikenal sebagai koleksi bahan pustaka. Dalam bahasa Inggris dikenal istilah Library yang berasal dari bahasa latin yaitu liber atau libri yang artinya buku. Dalam bahasa Belanda disebut bibliotheek, di Jerman dikenal dengan bibliothek, Perancis disebut bibliotheque, Spanyol dan Portugis dikenal dengan bibliotheca. Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung tempat menyimpan buku-buku untuk dibaca. Namun karena perkembangan jaman, istilah perpustakaan menjadi menjadi berkembang, sesuai dengan tugas dan fungsinya. Berdasarkan tugas dan fungsinya saat ini, perpustakaan adalah tempat menyimpan, mengolah dan mencari informasi, dimana informasi tersebut dapat berbentuk bahan bacaan tercetak (buku, jurnal, referensi, dan bahan pustaka tercetak lainnya) maupun bahan bacaan dalam bentuk elektronik (electronic book, electronic journal, dan bahan bacaan bentuk elektonik lainnya). Di dalam persputakaan tersebut ada organisasi dan sistem yang mengatur perjalanan bahan pustaka/informasi mulai dari pengadaan, peminjaman hingga pelayanan dan penyajian kepada pengguna perpustakaan.

Dari definisi perpustkaan tersebut, jelas bahwa koleksi bahan pustaka yang ada, digunakan untuk kepentingan pembaca, berbeda dengan toko buku. Buku-buku yang ada di toko buku disajikan kepada konsumen untuk dibeli dan mendapatkan keuntungan, sedangkan buku-buku yang ada di perpustakaan disajikan kepada pengguna untuk dimanfaatkan demi pencarian ilmu dan informasi, tanpa tujuan menarik keuntungan dari penggunanya. 

Tugas Perpustakaan

Pada prinsipnya tugas perpustakaan adalah menyediakan layanan informasi untuk kepentingan masyarakat, baik masyarakat ilmiah (pelajar, mahasiswa, guru, dosen dan peneliti) maupun masyarakat luas di sekitarnya. Seiring perkembangan jaman tugas perpustakaan juga semakin luas dan berkembang. Pengelolaan perpustakaan dituntut untuk lebih jeli melihat kebutuhan masyarakat pengguna perpustakaan. Saat ini, pencarian informasi dapat diakses lewat internet. Oleh karena itu, menjadi tugas perpustakaan untuk menyediakan informasi yang dapat diakses lewat internet, namun harus pula menyediakan peraturan-peraturan yang dapat melindungi kepentingan perpustakaan dan keamanaan informasi tersebut. Disamping itu menjadi tugas perpustakaan juga untuk terus memperhatikan kemajuan jaman dan kemajuan teknologi agar keinginan masyarakat dalam mengakses informasi dapat terpenuhi. Perpustakaan harus terus mencari jalan agar tetap tanggap secara efektif dan inovatif terhadap lingkungan yang beragam dalam memenuhi harapan pengguna. Ini diperlukan agar perpustakaan dan Pustakawannya mampu tetap berkembang dan survive. Perpustkaan harus mampu menjadi jembatan penyedia informasi pada masa lalu, masa kini dan masa depan, disamping itu perpustkaan seyogyanya bisa membentuk koneski, koalisi, dan kemitraan baik secara teknologi maupun organisasi. Secara garis besar tugas perpustkaan adalah:

  • Mengumpulkan, menyimpan dan menyediakan informasi dalam bentuk tercetak ataupun dalam bentuk elektronik kepada pemakai;
  • Menyediakan informasi yang dapat diakses lewat internet, namun harus pula menyediakan peraturan-peraturan yang dapat melindungi kepentingan perpustakaan dan keamanan informasi tersebut;
  • Terus memperhatikan kemajuan jaman dan kemajuan teknologi agar keinginan masyarakat dalam mengakses informasi dapat terpenuhi;
  • Harus mampu menjadi jembatan penyedia informasi pada masa lalu, masa kini dan masa depan; dan
  • Perpustakaan harus terus mencari jalan agar tetap tanggap secara efektif dan inovatif terhadap lingkungan yang beragam dalam memenuhi harapan pengguna.

Fungsi Perpustkaan

Salah satu fungsi perpustkaan adalah mencerdaskan kehidupan masyarakat. Fungsi perpustakaan dari masa ke masa mungkin saja mengalami perubahan dan perkembangan, namun pada dasarnya fungsi perpustkaan dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan berfungsi sebagai tempat untuk belajar secara mandiri, disitu pengguna dapat mencari bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menambah ilmu dan wawasan. Dengan fungsi edukatif ini, perpustkaan membantu pemerintah dalam program gemar membaca dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan belajar sepanjang hayat.

2. Fungsi Informatif

Artinya informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dapat dicari di perpustakaan. Jenis informasi yang akan didapat tergantung jenis perpustakaanya, apakah itu perpustakaan perguruan tinggi perpustakaan khusus dan perpustkaan sekolah (informasinya biasanya bersifat ilmiah dan semi ilmiah ada juga yang non ilmiah/populer) ataupun perpustkaan nasional dan perpustakaan umum (informasinya lebih beragam, dari yang populer hingga bersifat ilmiah).

3. Fungsi Penelitian

Artinya sumber-sumber informasi yang ada di dalam perpustakaan tersebut dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian. Umumnya fungsi ini terdapat pada perpustakaan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dan perpustkaan khusus.

4. Fungsi Kultural

Perpustakaan memiliki dan menyediakan bahan pustaka baik tercetak maupun elektronik yang menyajikan kebudayaan daerah, kebudayaan suatu bangsa ataupun kebudayaan antar bangsa. Di perpustkaan juga tersimpan koleksi hasil karya budaya manusia dari masa ke masa, yang dapat dijadikan rujukan untuk mempelajari sejarah peradaban manusia.

5. Fungsi Rekreasi

Pengguna dapat mencari koleksi yang bersifat populer dan menghibur. Disamping itu, pengguna dapat menggunakan media audio visual (TV, VCD dan lain-lain) serta koran yang disediakan di perpustakaan tersebut. Untuk beberapa perpustakaan, ada yang menyediakan taman dan mendekorasi ruang perpustakaan menjadi tempat yang nyaman dan toko buku, warnet sampai mini market.

Perkembangan Perpustakaan Di Indonesia

1. Perpustakaan Zaman Kerajaan

Sebelum kedatangan penjajah, di Indonesia berdiri kerajaan-kerajaan kecil maupun besar. Pada zaman kerajaan Sriwijaya maupun Majapahit misalnya, diperkirakan telah mengenal suatu tempat penyimpanan dokumen, yang terdiri dari berbagai naskah yang berhubungan dengan ketatanegaraan, peradaban, keagamaan (ajaran, mentera, doa-doa), silsilah kerajaan, adat istiadat, cerita pelipur lara,  cerita alam dan bahkan ada pula tentang ramuan-ramuan obat dan sebagainya. Sebagian besar merupakan karya-karya para pujangga yang ditulis di atas daun lontar, bambu, kulit kayu atau kulit bambu, bahkan ada yang dari batu.

Pada zaman ini, naskah-naskah tersebut baik pada kerjaan kecil maupun besar di berbagai daerah Indonesia, di istana dirawat oleh petugas utama dan hanya raja, kerabat raja, pendeta dan petugas tertentu saja yang boleh membaca manuskrip tersebut. Koleksi peninggalan bahan perpustakaan pada zaman ini dapat ditemukan sekarang di perpustkaan Museum Pusat Jakarta (sabagai salah satu komponen keberadaan Perpustakaan Nasional RI) dan untuk koleksi Bali disimpan di gedung Kirtiya (Bali).

2. Perpustakaan Zaman Penjajahan Sampai Indonesia Merdeka

Di Batavia (Sekarang Jakarta) pada tanggal 24 April tahun 1778 berdiri sebuah perhimpunan bernama Bataviaasche Genootschap van Kusten en Wetenschappen, bersamaan dengan itu, juga diresmikan Perpustkaan Perhimpunan yang disumbag Dewan Hindia Belanda (Raad van Indie) setiap tahunnya hingga tahun 1844. Perpustakaan tersebut kemudian menerbitkan katalognya yang pertama tahun 1946, yang diberi nama Bibliotecae Artium Scientaerumquae Batavia Floret Catalogue Systematicus. Seiring dengan berdirinya berbagai perkebunan di Pulau Jawa dan Sumatra, tumbuh berbagai pabrik dan pusat penelitian. Dalam usaha mencari tanaman yang tahan penyakit dan memiliki produktivitas yang tinggi, maka lembaga penelitian melakukan berbagai penelitian. Agar tidak ada duplikasi penelitian, diperlukan suatu perpustkaan. Sehingga pada akhir abad ke-19 berdirilah berbagai perpustakaan penelitian. Perpustkaan sekolah di Indonesia mulai tumbuh ketika Pemerintah Hindia Belanda giat mendirikan sekolah rakyat yang disebut Volkschool. Bersamaan dengan itu juga mendirikan Volkslectuur (sekarang Balai Pustaka) yang berugas menerbitkan buku. Volkslectuur tersebut mendirikan Volksbibliotheek, ini merupakan cikal bakal perpustkaan umum di Indonesia.

Pada zaman penjajahan Jepang, pemerintah mengeluarkan peraturan melarang penggunaan buku-buku yang ditulis dalam bahasa Inggris, Belanda, Perancis untuk digunakan di sekolah. Karena pelarangan buku tetrutama buku berbahasa Belanda serta suasana yang berorientasi pada kemenangan peperangan, banyak buku-buku dimusnahkan, sehingga hanya sedikit buku yang dapat digunakan. Pada tahun 1945 Jepang menyerah, koleksi perpustkaan yang masih ada di antaranya adalah perpustakaan Bataviaasche Genootschap van Kusten en Wetenschappen dan beberapa perpustakaan khusus. Sampai Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 perpustakaan penginggalan penjajahan diteruskan penglolaannya dan yang menjadi cikal bakal perpustkaan di Indonesia adalah Volkslectur atau sekarang disebut Balai Pustaka.

3. Perpustakaan Setelah Kemerdekaan Indonesia

Pada tahun 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, namun dalam masa itu pemerintah Indonesia menghadapi pasukan Inggris, Belanda dan pemberontakan dari berbagai daerah sehingga pemerintah kurang memperhatikan perpustakaan. Pada saat pemerintah membuka pendidikan, beberapa pengajar membawa buku ke Yogyakarta. Ketika itu Pemerintah RI masih sempat mendirikan Perpustakaan Negara Republik Indonesia di Yogyakarta pada tahun 1948. Perpustkaan negari ini merupakan perpustkaan negara pertama di Indonesia. Sekitar tahun 1950 hingga akhir tahun 1960-an, Pemerintah RI meulai memperhatikan perpustakaan umum untuk rakyat, yaitu melalui Taman Pustaka Masyarakat (TPM) dan Taman Pustaka Rakyat (TPR). Untuk TP memiliki tiga tipe, yaitu:

  1. TPR tipe A untuk pedesaan dengan komposisi 40% bacaan tingkat SD dan 60% tingkat SMP;
  2. TPR tipe B untuk kabupaten/kota dengan komposisi koleksi 40% bacaan tingkat SMP dan 60% tingkat SLTA; dan
  3. TPR tipe C untuk tingkat provinsi dengan komposisi koleksi 40% bacaan tingkat SLTA dan 60% tingkat Perguruan Tinggi.

Pembangunan perpustakaan di Indonesia terus berlanjut, dalam hal ini pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 29103 Tahun 1956 mendirikan Perpustakaan Negara di beberapa wilyah Indonesia, yang mempunyai tugas:

  1. Membantu perkembangan perpustakaan dan menciptakan serta menyelenggarakan kerjasama antara perpustakaan.
  2. Berusaha menambah produksi mengenai literatur fungsional.
  3. Menyelenggarakan "Book Mobile Unit".
  4. Menyelenggarakan pendidikan perpustakaan.
  5. Berusaha mengadakan katalog induk.
  6. Merupakan perpustakaan referensi untuk tingkat provinsi.

Tahun 1969, dengan dimulainya Pembangunan Lima Tahun (PELITA) perpustakaan mulai memperoleh dana. Pengembangan Perpustakaan Negara dilakukan secara bertahap di tiap provinsi sebagai Perpustkaan Wilayah yang ada di 26 Provinsi dan dibina oleh Pusat Pembinaan Perpustkaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hingga awal tahun 1980-an, di Indonesia baru memiliki 4 (empat) jenis perpustakaan, yaitu:

  • Perpustkaan Umum;
  • Perpustakaan Khusus; dan
  • Perpustakaan Perguruan Tinggi.

Namun Perpustakaan Nasional baru lahir dengana danya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0164/0/1980 tanggal 17 Mei 1980, sebagai unit pelaksana teknis bidang perpustakaan di lingkungan Departemen P dan K.

Perkembangan berikut melalui Keputusan Presiden RI No. 11 Tahun 1989 tentang Perpustakaan Nasional, maka Perpustkaan Nasional menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND sekarang LPNK) yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Perpustakaan Nasional berubah (disempurnakan namanya menjadi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia setelah terbitnya Keputusan Presiden RI No. 50 Tahun 1997 tentang Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Disempurnakan lagi dengan Keputusan Presiden No. 67 Tahun 2000 tentang Perpustakaan Nasional RI, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 178 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas LPND.

Jauh sebelumnya untuk perpustkaan khusus diperhatikan dengan terbitnya Peraturan Presiden RI No. 20 Tahun 1961 tentang Tugas Kewajiban dan Lapangan Pekerjaan Dokumentasi dan Perpustakaan Dalam Lingkungan Pemerintahan. Untuk perpustakaan perguruan tinggi dengan terbitkannya Instruksi Menteri Perguruan Tinggi Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 9 Tahun 1962 tentang Perpustkaan Pada Pusat Universitas/Institut Negeri.

Post a Comment for "Mengenal Perpustakaan (Definisi, Tugas, Fungsi, Dan Perkembangannya Di Indonesia )"