Pentingnya Pembelajaran Bahasa Jawa Di Zaman Yang Serba Canggih Ini
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang dituturkan oleh masyarakat khususnya di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Dan Bahasa Jawa sendiri merupakan salah satu kebudayaan dan identitas di Indonesia. Di zaman yang serba canggih ini, budaya berbahasa Jawa mulai luntur terkikis oleh zaman. Penyebabnya bisa bermacam-macam, karena banyak generasi mudah yang kurang memahami keaslian Bahasa Jawa itu sendiri.
Pengenalan Bahasa Jawa sejak dini pada anak perlu dilakukan guna melestarikan budaya Jawa. Di dalam Bahasa Jawa terkandung nilai moral, nilai karakter yang berkaitan dengan sopan santun dan unggah ungguh dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Pembelajaran Bahasa Jawa Di Sekolah
Bahasa Jawa memegang peranan penting dalam kehidupan orang Jawa karena mengandung nilai budaya luhur orang Jawa itu sendiri, dan Pembelajaran Bahasa Jawa Di Sekolah dasar dan menengah merupakan sarana pendidikan karakter. Menurut kurikulum Muatan Lokal (Mulok), mata pelajaran Bahasa Jawa sekarang menjadi mata pelajaran wajib. Sangat penting untuk mengajarkan Bahasa Jawa sejak dini, karena pembelajaran Bahasa Jawa digunakan untuk memelihara nilai-nilai budaya, membimbing siswa untuk berkembang di lungkungan, serta membangun dan memperkuat karakter bangsa.
Selama ini penyajian pelajaran Bahasa Jawa untuk siswa di sekolah dasar masih menganut pendekatan konservasif, yaitu guru memberikan ceramah dan siswa memperhatikan buku pelajaran. Hal ini menyebabkan rendahnya efisiensi dalam proses kegiatan belajar mengajar, dan keberhasilan belajar peserta didik tidak sebaik yang diharapkan. Dengan kemajuan teknologi informas (TI), fasilitas pembelajaran tidak hanya dapat menggunakan buku teks dan LKS, tetapi juga perangkat multimedia seperti Komputer pribadi (PC) atau Laptop sebagai pendamping buku teks dan pastinya dapat meningkatkan minat siswa dan pada akhirnya meningkatkan pemahaman siswa.
Pada pembelajaran Bahasa Jawa, selain untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Jawa peserta didik (mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis) juga bertujuan untuk mentransfer pengetahuan tentang nilai-nilai dan pengetahuan tentang budaya Jawa. Entah itu tentang budaya dalam bentuk fisik (benda-benda hasil budaya, rumah adat, sastra) maupun dalam bentuk non fisik elemen, seperti filosofi hidup, ideologi, dan opini publik. Itu membutuhkan instruksional elemen desain berdasarkan kearifan lokal di dalamnya.
Peran Pendidik Dalam Pembelajaran Bahasa Jawa Di Sekolah
Pendidik ketika mengembangkan metode terlebih dahulu harus mengetahui tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dikembangkan. Setelah itu pendidik tinggal pilih metode yang akan digunakan dalam proses belajar-mengajar. Selanjutnya, pendidik memilih dan menentukan salah satu elemen Budaya Jawa dipadukan dalam sebuah metode pembelajaran yang telah ditentukan dan tentu saja elemen yang mendukung kearifan lokal mereka dan terkait dengan materi yang sedang dipelajari. Jadi, keahlian pendidik dalam menyajikan dan membawakan bahan ajar yang dipadukan dengan unsur lokal budaya sangat berpengaruh untuk menciptakan kualitas baru metode pembelajaran dan sesuai.
Menurut Suddhono dalam buku Bercerita Dengan Media Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Pemahaman Tingkat Tutur Bahasa Jawa Peserta Didik SMP Di Kabupaten Magelang (2018), di era modern ini, banyak masyarakat yang sudah terbiasa dengana danya bahasa-bahasa asing sehingga sedikit demi sedikit lupa dengan budaya bahasa daerahnya tersebut. Akan tetapi, dengan membiasakan peserta didik terhadap pembelajaran dalam berbahasa Jawa, pembiasaan ini dimulai masih sekolah. Para peserta didik dapat membiasakan menggunakan ragam bahasa yang sesuai dengan kaidah tingkat tutur Bahasa Jawa yang baik dan benar dalam kegiatan proses pembelajaran, baik ketika berbicara dengan teman sebaya maupun ketika berbicara dengan pendidik.
Tindakan pembiasan ini dilakukan dalam proses pembelajaran melalui pendidik-pendidik yang mengajar. Peran pendidik sangatlah penting untuk membiasakan peserta didik menggunakan bahasa daerah yang baik dan benar. Pendidik harus mempunyai variasi dalam mengajar dan mendidik peserta didik supaya mereka lebih tertarik dan terbiasa menggunakan Bahasa Jawa. Keterampilan dasar mengajar mengadakan variasi dapat diartikan sebagai suatu proses mengubah dalam pengajaran yang menyangkut tiga komponen, yaitu gaya mengajar yang bersifat personal, penggunaan media atau alat penunjang pembelajaran, serta interaksi pendidik dengan peserta didik.
Penggunaan Media Dalam Pembelajaran Bahasa Jawa Di Sekolah
Seorang pendidik diharuskan mengenal bermacam-macam media atau alat penunjang dalam proses pembelajaran (dalam hal ini pembelajaran Bahasa Jawa), karena hal ini akan sangat bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran, semakin kreatif seorang pendidik, maka media yang digunakan selama proses belajar akan semakin bervariasi. Tiadak ada batasan berapa jumlah maksimal media yang dapat dipakai di dalam kelas. Asalkan memiliki keterkaitan kuat dengan tujuan pembelajaran, dan tujuan pembelajaran tersebut tercapai maka berapapun jumlahnya, media tersebut dapat diterima.
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Rimawan dalam Rancang Bangun Media Pembelajaran Bahasa Jawa Untuk Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar Berbasis Multimedia (2017:12), memperoleh hasil implementasi berdasarkan aplikasi media pembelajaran Bahasa Jawa berbasis multimedia dapat diringkas sebagai berikut. Penelitian mampu menghasilkan media pembelejaran Bahasa Jawa berbasis multimedia untuk peserta didik kelas V SD, yang dapat memudahkan guru dalam menyampaikan isi topik Bahasa Jawa agar peserta didik lebih mudah memahaminya. Hasil tes media pembelajaran Bahasa Jawa berbasis multimedia menanadakan bahwa sistem bekerja dengan baik. Hal ini dapat diterima dengan bukti nilai tertinggi dari hasil tes yang dilakukan, yaitu tes demonstrasi aplikasi 57%, menjawab materi yang menarik, 73% menjawab mudah dipahami, keefektifan media pembelajaran 47% jawaban efektif, mudah menjalankan program 63% jawabannya, dan perlengkapan materi 53% jawaban yang lengkap.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Hanif Hidayaturohmah dalam Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Bahasa Jawa Ketrampilan Mendengarkan Tembang Macapat Di MI Diponegoro 03 Karangklesem Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2015/2016 (2016:113-114), mengenai penggunaan media audio visual untuk pembelajaran keterampilan menyimak Bahasa Jawa Tembang Macapat Di MI Diponegoro 03 Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatam, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2015/2016, prosesnya dilakukan melalui tiga kegiatan, yaitu: merencanakan pemakaian media audiovisual, melaksanakan pemakaian media audiovisual, mengukur kefektivan pemakaian media audiovisual. Seluruh rangkaian keterampilan menyimak tembang macapat memakai media audiovisual mata pelajaran Bahasa Jawa dilakukan sesuai dengan rencana. Hal ini membuktikan bahwa guru mengusulkan pembelajaran yang kreatif dan menarik. Media pembelajaran juga mengatasi kendala indera, ruang dan waktu. Nilai yang diperoleh peserta didik cukup memuaskan yaitu rata-rata nilai yang diperoleh setiap peserta didik lebih tinggi dari KKM yang ditetapkan guru sebelumnya yaitu 75.
Dari hasil di atas, dapat disimpulkan jika pendidik sudah mengenal, menguasai dan memasukkan berbagai media tersebut, maka peserta didik akan lebih memahami Bahasa Jawa, bahkan peserta didik menjadi tertarik untuk belajar Bahasa Jawa. Kemudian mereka akan terbiasa berbahasa Jawa dengan lancar dan benar. Sehingga, Bahasa Jawa bisa dikenal banyak orang serta budaya Jawa tetap dijaga kelestariannya.
Post a Comment for "Pentingnya Pembelajaran Bahasa Jawa Di Zaman Yang Serba Canggih Ini"
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Disini :