Pedagogik Dalam Pembelajaran
Mas Operator - Seorang pendidik harus memiliki pemahaman tentang pembelajaran berbasis pedagogik. Pemahaman tentang pedagogik bertujuan agar anak dikemudian hari mampu memahami dan menjalani kehidupan dan kelak dapat menghidupi diri mereka sendiri, dapat hidup secara bermakna, dan dapat turut memuliakan kehidupan. Ketidak pahaman para pengajar dan pendidik tentang makna perubahan mendasar dalam mengajar, mendidik dan memberikan pembelajaran, membuat mereka tetap bersikukuh pada praksis-praksis pendidikan yang dibangun berdasarkan kaidah-kaidah lama, kaidah yang tidak pernah diperbarui berdasarkan tuntutan baru yang muncul dalam masyarakat. Agar peserta didik memahami dan menguasai sejumlah pengetahuan yang penting dalam hidup, menguasai keterampilan tertentu, dan memahami nilai-nilai kehidupan, pertama diajarkan melalui pembelajaran pengetahuan, yang kedua diajarkan melalui latihan menguasai keterampilan nyata, dan yang ketiga diajarkan melalui pemahaman tentang nilai-nilai kehidupan.
Pemahaman Tentang Pembelajaran Pedagogik
Tugas guru diantaranya mengajar (to each), mendidik (to educate), dan mengelola atau memenej (to manage). Dinamakan teaching, yaitu pengalihan pengetahuan (transfer of knowledge), yang kedua melalui training, dan yang ketiga melalui education. Pedagogik sebagai ilmu mencakup ketiga hal ini, penyebutan istilah pedagogi dan pedagogik oleh sebagian orang asing sering disamakan dan kadang-kadang salah penempatan. Para ahli pendidikan pun kadang-kadang menyamakan pedagogi dengan pedagogik.
Perbedaan Pedagogi Dan Pedagogik
Menurut Ki Hajar Dewantara, "paedagogik", yakni momong, among, dan ngemong, yang berarti bahwa pendidikan itu bersifat mengasuh. Mendidik adalah mengasuh anak dalam dunia nilai-nilai. Praksis pendidikan dalam perspektif ini memang mementingkan ketertiban, tapi pelaksanaanya bertolak dari upaya membangun kesadaran, bukan berdasarkan paksaan yang bersifat "hukuman".
Untuk memberikan pemahaman perbedaan pedagogi dengan pedagogik, bisa dijelaskan dari tabel berikut.
No | Pedagogi | Pedagogik |
---|---|---|
1 | Seni mengajar. Pedagogi sebagai seni merupakan bakar seseorang. Setiap orang mempunyai perbedaan seni dan gaya dalam mengajar. Oleh karena itu agak sulit memaksakan seorang pendidik meniru seni mendidik orang lain. Biarlah setiap pendidik, mendidik dengan seni dan gayanya sendiri. Gaya atau seni tersebut bisa dimaksimalkan melalui ilmu mengajar. | Ilmu mengajar. Pedagogik sebagai ilmu mengajar bisa dipelajari setiap orang. Sebagai sebuah ilmu mengajar, pedagogik akan terus berkembang. Orang yang mempunyai bakat mengajar (pedagogik) harus memahami pedagogik, agar tujuan pembelajaran tercapai. Bakat atau seni mengajar saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan penguasaan pedagogik. |
2 | Pendidikan yang menekankan praktek, menyangkut kegiatan mendidik dan membimbing yang dilakukan oleh orang dewasa | Ilmu pendidikan (teori) yang menitik-beratkan kepada pemikiran perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana mendidik dan membimbing anak |
Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Banyak pendapat tentang prinsip-prinsip pembelajaran berbasis pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang pendidik dalam teori belajar konstruktivik, disebutkan setidaknya ada tujuh. Prinsip pembelajaran yaitu:
- prinsip motivasi dan perhatian;
- prinsip keaktifan;
- prinsip berpengalaman dan keterlibatan langsung;
- prinsip pengulangan;
- prinsip tantangan;
- prinsip penguatan dan balikan; dan
- prinsip perbedaan individual.
Pedagogik Kritis
Dalam perspektif Islam pedagogik kritis sudah digagas oleh Nabi Muhammad SAW, jauh sebelum kehadiran Ivan Illich dan Poule Freire yang dianggap sebagai penggagas pedagogik kritis modern. Hadist Nabi yang artinya "Didiklah anakmu, karena dia akan hidup pada zaman yang berbeda denganmu". Pada hadist lain Nabi Muhammad SAW, nabi pernah bersabda "Bicaralah dengan manusia sesuai dengan akalnya" engkau lebih mengetahui tentang urusan duniamu". Memperkuat argumentasi bahwa tidak selamanya ajaran agama itu tidak relevan dengan zamannya. Masalahnya sekarang adalah sejauh mana setiap Muslim mengetahui, memahami, dan mengamalkan ajaran agamanya. Selanjutnya sebagai seorang Muslim, petujuk Allah SWT dan Rasul-Nya ini wajib menjadi pedoman bagi setiap Muslim, termasuk dalam konteks pendidikan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan umat Islam pada zaman keemasan yang menguasai timur dan barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban manusia karena mereka konsisten memegang Al-Qur'an dan ajaran Rasulullah. "Aku tinggalkan kepadamu dua perkara, aku jamin engkau tidak akan sesat selamanya, selama engkau berpegang kepada keduanya", yaitu Al-Qur'an Hadist, demikian wasiat Rasul kepada umat Muslim.
Artinya tidak semua pedagogik yang lama itu tidak berguna dan harus ditinggalkan, atau tidak semua yang pedagogik yang baru itu harus diterima. Apa yang menurut baikmu, belum tentu baik menurut Allah SWT, dan sebaliknya apa yang menurutmu tidak baik, tetapi baik menurut pandangan Allah SWT. Apalagi penggagas pedagogik kritis berbicara pada konteks negaranya, yang tentunya berbeda ideologi dan agama dengan konteks negara Indonesia yang mayoritas Muslim. Sebagai umat Muslim, sudah sepatutnya kita memilih dan memilih ide-ide baru yang tidak bertentangan dengan keyakinan yang kita anut.
Dalam perspektif pedagogoik Islam, pendidikan karakter disebut dengan pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak lebih luas dari pendidikan karakter. Malahan misi utama Rasulullah SAW diutus kepermukaan bumi ini adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Untuk itu, pemerintah tidak perlu lagi mencari konsep lain dalam pendidikan karakter, cukup dengan menjalankan ajaran agama masing-masing secara konsisten dan konsekwen masalah pendidikan karakter selesai. Tanggung jawab utama pendidikan adalah orang tua di dalam keluarga. Dalam konteks ajaran Islam yang dimintai Allah SWT terhadap pertanggung jawaban pendidikan anak adalah orang tua, bukan guru, bukan pula pemerintah. Artinya pemberdayaan dan penguatan keluarga atau orang tua jauh lebih penting dari pada pemberdayaan sekolah, karena dalam keluarga ini pendidikan karakter dimulai, anak berasal dari orang tua dan kembali kepada orang tua. Sekolah hanya sebagai perpanjangan tangan orang tua. Lembaga pendidikan Islam seperti pesantren, masjid, dan SIT sangat berperan dalam pendidikan karakter.
Secara umum kritik terhadap kemapanan ilmu pengetahuan secara umum yang sudah dianggap sebagai dogma dan mitos bahkan sebagai ideologi, sudah disuarakan oleh tokoh filsafat seperti Fayerabend, Aynrand. K.R. Popper, Thomas Khun, termasuk dalam bidang pedagogik. Tahap selanjutnya muncul pedagogik kritis merupakan rekayasa pemikiran yang berupaya menyempurnakan pedagogik yang selama ini kita kenal sebagai pedagogik dalam peradigma sempit atau pedagogi hitam dalam istilah lain yaitu pedagogik yang cenderung melihat persoalan pendidikan semata-mata sebagai masalah-masalah teknik di dalam kelas.
Pada hal pendidikan bukanlah semata-mata pembelajaran, namun pendidikan sangat berkaitan pula dengan seluruh aspek kehidupan manusia di dalam masyarakat. Pendidikan bukan hanya sekedar membut peserta didik pandai menghafal tetapi yang lebih penting ialah menjadikannya sebagai manusia yang paripurna (insan kamil), atau dalam istilah Imam Al-Ghazali, pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia, agar manusia mengenal dirinya dan mengenal Tuahnnya.
Intinya, visi dasar atau tujuan umum proses pendidikan dan pembelajaran pada esensinya adalah mendampingi menusia sendini mungkin untuk secara bertahap memanusiakan dirinya agar menjadi dewasa dan mandiri, dan kemudian membina hubungan saling begantung, dalam proses mengaktualisasikan seluruh potensinya menjadi manusia seutuhnya (fully human).
Pemahaman Tentang Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Pedagogik Bagi Pendidik
Agar tujuan pembelajaran berhasil, minimal ada 4 (empat) pemahaman yang dimiliki oleh seorang pendidik dalam konteks proses pendidikan (pedagogik), yaitu:
- hakekat manusia;
- hakekat anak;
- hakekat pendidikan; dan
- hakekat.
Dengan mengetahui dan memahami keempat hakekat pendidikan di atas, seorang pendidikan akan mendapat petunjuk dan pedoman dalam pembelajaran, kemudian tahu kemana arah tujuan akhir dari pendidikan, pada akhirnya seorang pendidik akan terhindar dari kesesatan dalam proses pembelajaran. Kegagalan guru dalam memahami prinsip-prinsip pemberlajaran berbasis pedagogik akan mengaburkan tujuan dari pendidikan.
Salam Mas Operator!!!
Post a Comment for "Pedagogik Dalam Pembelajaran"
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Disini :