Hakikat Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta didik merupakan salah satu komponen penting dalam suatu proses pendidikan, adapula yang mendefinisikan peserta didik sebagai orang yang menuntut ilmu di lembaga pendidikan, atau bisa disebut sebagai murid, santri atau mahasiswa. Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, maupun psikis yang pelu bimbingan dari seorang pendidik. Peserta didik dalam mencari nilai-nilai hidup, harus dapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik. Menurut pendidikan Islam, anak dilahirkan dalam keadaan fitrah dan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai hidupnya.
Pendidikan Islam adalah proses dan praktik penyelenggaraan pendidikan umat Islam, yang berlangsung secara berkesinambungan dari generasi ke generasi sepanjang sejarah Islam. Dalam bahasa Indonesia ada 3 (tiga) sebutan untuk pelajar, yaitu murid, anak didik dan peserta didik. Istilah murid dalam Islam mengandung makna orang yang sedang belajar mensucikan diri dan sedang berjalan menuju Tuhan. Sebutan anak didik mengandung makna guru menyayangi murid seperti anak sendiri, faktor kasih sayang guru terhadap anak didik merupakan satu kunci keberhasilan pendidikan, sedangkan sebutan peserta didik ini adalah istilahnya menekankan pentingnya murid berpatisipasi dalam proses pembelajaran.
Pengertian Peserta Didik
Menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2003, Peserta didik adalah setiap manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapatkan pengajaran ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Peserta didik merupakan salah satu komponen penting dalam suatu proses pendidikan Islam. Peserta didik artinya orang yang ikut serta dalam proses pendidikan. Orang tersebut mengambil bagian dalam sistim atau jenis pendidikan tertentu untuk menumbuhkan dan mengembangkan dirinya.
Istilah murid atau thalib dalam proses pendidikan itu terdapat individu yang secara sungguh-sungguh menghendaki dan mencari ilmu pengetahuan. Hal ini menunjukkan bahwa istilah murid atau thalib menghendaki adanya keaktifan pada peserta didik dalam proses belajar mengajar, bukan pada pendidik. Namun dalam pepatah dinyatakan: "Tiada bertepuk sebelah tangan" pepatah ini diisyaratkan adanya active learning bagi peserta didik dan active teaching bagi pendidik, sehingga kedua belah pihak menjadi "gayung sambung" dalam proses pendidikan agar tercapai hasil secara maksimal.
Peserta didik adalah amanat bagi para pendidiknya. Jiak ia dibiasakan untuk melakukan kebaikan, niscaya ia akan tumbuh menjadi orang yang baik, sebaliknya, jika peserta didik dibiasakan melakukan hal-hal buruk dan ditelantarkan tanpa pendidikan dan pengajaran seperti hewan ternak yang dilepaskan begitu saja dengan bebasnya, niscaya dia akan menjadi seorang yang celaka dan binasa.
Dalam perspektif filsafat pendidikan Islam, hakikat anak didik terdiri dari beberapa macam :
- Anak didik adalah darah daging sendiri, orang tua adalah pendidik bagi anak-anaknya maka semua keturunannya menjadi anak didiknya di dalam keluarga;
- Anak didik adalah semua pihak anak yang berada di bawah bimbingan pendidik di lembaga formal maupun non formal; dan
- Anak didik secara khusus adalah orang-orang yang belajar di lembaga pendidikan tertentu yang menerima bimbingan, pengarahan, nasihat, pembelajaran dan berbagai hal yang berkaitan dengan proses kependidikan.
Adapula yang mendefinisikan peserta didik adalah orang yang menuntut ilmu di lembaga pendidikan, bisa disebut sebagai murid, santri atau mahasiswa. Dan ada pula yang berpendapat bahwa peserta didik adalah manusia, yang mana pada saat yang sama dapat menjadi pendidik sekaligus peserta didik.
Sifat-Sifat Peserta Didik
Dalam mencapai tujuan pendidikan Islam, peserta didik hendaknya memiliki dan menanamkan sifat-sifat baik dalam diri dan kepribadiannya. Diantara sifat-sifat ideal yang harus dimiliki peserta didik seperti:
- Kemauan keras atau pantang menyerah;
- Memiliki motivasi yang tinggi;
- Sabar;
- Tabah;
- Tidak mudah putus asa; dan sebagainya.
- Belajar dengan niat ibadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah S.W.T.;
- Mengurangi kecenderungan pada kehidupan duniawi dibanding ukhrawi atau sebaliknya;
- Bersikap tawadhuk atau rendah hari;
- Menjaga pikiran dari berbagai pertentangan yang timbul dari berbagai aliran;
- Mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji, baik ilmu umum maupun ilmu agama;
- Belajar secara bertahap atau berjenjang dengan memulai dari pelajaran yang mudah menuju ke pelajaran yang sulit;
- Mempelajari suatu ilmu sampai tuntas, kemudian beralih kepada ilmu yang lainnya;
- Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi;
- Mengenal nilai-nilai prakmatis bagi suatu ilmu pengetahuan, yaitu ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat, membahagiakan, mensejahterakan, serta memberi keselamatan hidup dunia dan diakhirat, baik untuk dirinya maupun atas manusia pada umumnya; dan
- Anak didik harus tunduk dan patuh pada nasehat pendidik sebagaimana tunduknya orang sakit terhadap dokternya, mengikuti segala prosedur dan metode mazhab yang diajarkan oleh pendidik-pendidik pada umumnya. Serta diperkenankan kepada peserta didik untuk mengikuti kesenian-kesenian yang baik.
Dari penjelasan sifat ideal peserta didik di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa peserta didik harus memiliki niat yang baik dalam menuntut ilmu yaitu mendapatkan ridha dari Allah S.W.T. untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Hakikat Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri seorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan menyangkut fisik, perkembangan menyangkut psikis.
Adapun yang dimaksud dengan peserta didik disini adalah manusia yang menjadi mitra dalam kegiatan pendidikan. Dalam Islam peserta didik adalah setiap manusia yang sepanjang hayatnya selalu ada dalam perkembangan, jadi bukan hanya anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dalam pengasihan orang tuanya, bukan pula hanya anak-anak yang dalam masa sekolahnya, Melainkan mencakup manusia secara keseluruhannya, hal ini sesuai dengan firman Allah S.W.T. :
"Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" (Q.S. Saba':28).
Pemahaman tentang peserta didik seperti di atas, didasarkan pada tujuan pendidikan Islam yaitu mewujudkan manusi sempurna serta utuh, (insan kamil) yang untuk mencapainya manusia harus berusaha terus menerus melalui berbagai kegiatan pendidikan hingga akhir hayatnya. Baik itu melalui pendidikan yang diselenggarakan secara formal atau informal.
Dalam dunia tasawuf peserta didik atau murid adalah orang yang menerima pengetahuan dan bimbingan dalam melaksanakan amal ibadahnya, dengan memusatkan segala perhatian dan usahanya kearah itu. Peserta didik atau murid disini ada 3 (tiga) tingkat, yaitu:
- Mubtadi' atau pemula, yaitu mereka yang baru mempelajari syari'at. Jiwanya masih dekat kepada kehidupan duniawi;
- Mutawasit, atau disebut dengan tingkatan menengah, yaitu orang yang sudah dapat melewati kelas persiapan, telah mempunyai pengetahuan yang dalam tentang syari'at. Tahap ini adalah tahap belajar dan berlatih mensucikan batin agar tercapai akhlak yang baik; dan
- Muntahid, atau tindakan atas, yaitu telah matang ilmu syari'atnya, sudah mendalami ilmu bathiniyah. Orang yang sudah mencapai tingkat ini disebut orang arif. Yaitu orang yang sudah boleh mendalami ilmu hakikat.
- Peserta didik bukan merupakan miniatur orang dewasa, akan tetapi memiliki dunianya sendiri. Hal ini sangat penting dipahami agar perlakuan terhadap meraka dalam proses kependidikan tidak disamakan dengan pendidikan orang dewasa, baik dalam aspek metode mengajar, materi yang akan diajarkan, sumber bahan yang digunakan dan lain sebagainya.
- Peserta didik adalah manusia yang memiliki referensi periodesasi perkembangan dan pertumbuhan. Pemahaman ini cukup perlu untuk diketahui agar aktivitas belajar kependidikan Islam disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang pada umumnya dialalui oleh setiap peserta didik. Hal ini sangat beralasan, karena kadar kemampuan peserta didik ditentukan oleh faktor usia dan periode perkembangan atau pertumbuhan potensi yang dimiliki.
- Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan, baik itu kebutuhan jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi. Diantara kebutuhan tersebut adalah kasih sayang, rasa aman, harga diri, realisasi diri dan lain sebagainya. Kesemuanya itu penting dipahami oleh pendidik agar tugas-tugas kependidikannya dapat berjalan secara baik dan lancar.
- Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individual, baik yang disebebkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana dia berada. Pemahaman tentang differensiasi individual peserta didik sangat penting untuk dipahami oleh seorang pendidik. Hal ini disabkan karena menyangkut bagaimana pendekatan yang dilakukan pendidik dalam menghadapi ragam sikap dan perbedaan tersebut dalam suasana yang dinamis, tanpa harus mengorbankan kepentingan salah satu pihak atau kelompok.
- Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi (fitrah) yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis. Disitu tugas pendidik adalah membantu mengembangkan dan mengarahkan perkembangan tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan. Tanpa melepaskan tugas kemanusiaannya.
Dalam paradigma pendidikan Islam, peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang belum berkembang dan belum mencapai taraf kematangan, baik dari aspek fisik, mental spiritual, intelektual maupun psikisnya. Oleh karena itu ia senantiasa memerlukan pertolongan, bantuan, dan arahan dari pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan mengarahkannya kepada kedewasaan.
Dalam hal ini ada beberapa etika yang harus dimiliki serta dipahami oleh peserta didik supaya ia dapat belajar dengan baik dan mendapatkan ridha dari Allah S.W.T. adalah:
- Peserta didik hendaknya senantiasa membersihkan hatinya sebelum menuntut ilmu.
- Tujuan belajar hendaknya ditujukan untuk menghiasi roh dengan berbagai sifat keutamaan.
- Memiliki kemauan yang kuat untuk mencari dan menuntut ilmu diberbagai tempat.
- Setiap peserta didik wajib menghormati pendidiknya.
- Peserta didik hendaknya belajar secara sungguh-sungguh dan tabah.
Tugas Dan Kewajiban Peserta Didik
Menurut Al-Ghazali hak dan kewajiban peserta didik dalam kitabnya "Ihya Ulumuddin" dan "Minhaj al-'Amal" yaitu:
- Mendahulukan kesucian dari kerendahan akhlak dan sifat-sifat yang tercela;
- Bersedia merantau untuk mencari ilmu pengetahuan;
- Jangan menyombongkan ilmunya dan menentang gurunya; dan
- Mengetahui kedudukan ilmu pengetahuan, seorang pelajar harus mendahulukan ilmu pengetahuan yang pokok dan mulia, kemudian ilmu pengetahuan yang mulia dan ilmu pengathuan yang pentin, lalu pengetahuan sebagai pelengkapnya.
Dalam belajar murid dan guru haruslah saling mengenal antara satu dengan yang lain, agar proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Menurut Al-Ghazali ada hal-hal yang harus dipenuhi murid dalam belajar yaitu:
- Belajar adalah proses jiwa;
- Belajar menuntut konsentrasi;
- Belajar harus didasari sikap tawadhu';
- Belajar bertukar pendapat hendaklah telah mantap pengetahuan dasarnya;
- Belajar harus mengetahui nilai dan tujuan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya;
- Belajar secara bertahap; dan
- Tujuan belajar untuk berakhlaqul karimah.
Kedudukan Peserta Didik
1. Peserta Didik Sebagai Obyek Pendidikan.
Peserta didik dipandang sebagai obyek jika dilihat dari sifat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan manusia lain.
2. Peserta Didik Sebagai Subyek Pendidikan
Pendidikan sebagai suatu upaya dalam membentuk manusia ideal, mencoba mengajarkan dan mengajak manusia untuk berfikir mengenai segala sesuatu yang ada di muka bumi, sehingga hasrat ingin tahunya dapat terpenuhi.
Sumber : Jurnal Mudarrisuna : Media Kajian Pendidikan Islam Vol. 11
Post a Comment for "Hakikat Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam"
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Disini :